Loading...

Kaki Diabetes dan Perawatannya

Administrator 19 April 2024 1811x

Irma Ruslina Defi, Istingadah Desiana, Yustia Annisa Thoharoh - 27 Maret 2021

A.Pengantar
Masalah kaki adalah masalah yang seringkali muncul pada penderita diabetes. Sebetulnya, masalah kaki  ini bisa dicegah dengan perawatan kaki yang tepat dan menyeluruh.
Jika komplikasi sudah terjadi, diperlukan perhatian setiap hari untuk  memastikan bahwa komplikasi dapat dideteksi sebelum  menjadi masalah yang lebih serius. Diperlukan waktu dan upaya aktif untuk membentuk kebiasaan melakukan perawatan kaki selain  perawatan diri.

Arikel ini akan memberikan  gambaran umum  komplikasi kaki diabetes dan beserta langkah langkah untuk perawatan kaki yang baik pada penderita diabetes.

B.Diabetes dan komplikasi kaki

Penyakit diabetes dapat membawa seorang pasien  ke komplikasi kaki, termasuk infeksi jamur, dan kelainan bentuk kaki bahkan sampai  luka yang bisa bervariasi dari luka permukaan sampai luka dengan infeksi di bagian dalam.

Sirkulasi yang kurang disertai kadar gula darah yang tinggi dlm waktu lama bisa membahayakan sel darah dan menurunkan aliran darah ke kaki. Kurangnya sirkulasi darah dpt melemahkan kulit dan menghambat penyembuhan luka. Beberapa bakteri dan jamur akan tumbuh subur dlm aliran darah dengan kadar gula tinggi, dan infeksi bakteri dan jamur dapat memperburuk luka.

Komplikasi lebih serius termasuk infeksi kulit bagian dalam dan juga tulang. Gangren ( kematian dan pembusukan jaringan) adalah komplikasi yang sangat serius bisa menyebar dan mungkin memerlukan tindakan amputasi. Sekitar 5% dari penderita diabetes di amerika,  pada akhirnya membutuhkan amputasi jari kaki atau telapak kaki, bahkan tungkai bawah setinggi lutut. Konsekuensi yang ini dpt dicegah pada kebanyakan pasien dengan mengontrol kadar gula darah dan melakukan perawatan harian pada kaki.

Kerusakan pada saraf (neuropati) dan meningkatnya kadar glukosa dlm darah seiring waktu bisa membahayakan saraf saraf di kaki, sehingga menurunkan kemampuan seseorang untuk mengenali rasa sakit ,tekanan dan arah gerakan (kelainan sensoris). Adanya kelainan sensoris tersebiut, akan sangat mudah untuk terbentuk titik tekan yang menyebabkan kapalan dan secara tidak sengaja akan merusak kulit,j aringan lunak, tulang dan sendi. Seiring berjalannya waktu, kerusakan tulang dan sendi bisa secara dramatis mengubah bentuk telapak kaki. Selanjutnya, adanya neuropati, juga akan melemahkan otot kaki tertentu, dan lebih lanjut mengarah kepada kelainan bentuk kaki.

C.Faktor resiko
Pasien yang memiliki riwayat luka di telapak kaki lebih beresiko menderita komplikasi kaki di masa yang akan datang. Kerusakan saraf, sirkulasi darah tidak baik  dan kadar gula darah yang tinggi secara terus menerus dapat meningkatkan resiko terjadinya komplikasi kaki.

Sangat penting untuk memakai sepatu dengan ukuran yang pas. Sepatu terlalu ketat bisa menyebabkan tekanan sehingga akhirnya dapat menyebabkan luka. Berjalan tanpa alas kaki, bahkan di dalam rumah, harus dihindari karena itu meningkatkan resiko terjadinya luka pada kaki yang kebas/tidak terasa.

D.Pemeriksaan kaki
Orang dengan diabetes tipe 1, selama minimal 5 tahun harus diperiksa kakinya minimal setahun sekali. Orang dengan diabetes tipe 2 hrs diperiksa kakinya setahun sekali.

Selama pemeriksaan kaki, dokter atau petugas kesehatan harus memeriksa sirkulasi darah di daerah kaki, kerusakan saraf, perubahan pada kulit dan kelainan lainnya. Pasien harus menyampaiakan  masalah kaki yang dirasakan di kaki mereka. Pemeriksaan ini akan membantu menemukan menurunnya  atau absennya gerak reflex atau berkurangnya kemampuan untuk merasakan tekanan, getaran, tusukan jarum atau perubahan suhu.

Peralatan khusus termasuk monofilamen , bisa membantu mendeteksi tingkat kerusakan saraf. Monofilamen adalah benang sangat tipis dan flexibel digunakan untuk menentukan apakah pasien dapat merasakan tekanan pada beragam area di kaki. Garpu tala juga dapat digunakan untuk menentukan apakah pasien dapat merasakan getaran pada beragam area, khususnya telapak kaki dan sendi jari-jari kaki.

E.Problem yang sering terjadi  pada kaki

Sirkulasi darah yang rendah di daerah kaki  - beberapa tanda  dapat menunjukkan masalah sirkulasi di kaki. Denyut arteri yang tidak atau kurang teraba di punggung kaki , telapak kaki yang sering terasa dingin, dan kulit yang kering dan sering nampak kehitaman atau kebiruan merupakan tanda-tanda bahwa kaki tidak mendapat cukup aliran darah.

Kerusakan saraf - kerusakan saraf dapat mengarah ke sensasi yang menurun di telapak kaki dan punggung kaki, termasuk nyeri, rasa terbakar, kesemutan dan mati rasa/kebas. Pasien harus menjelaskan gejala yang mereka alami, termasuk waktu kapan terjadinya, dimana daerah yang dirasakan, apakah telapak kaki, punggung kaki, mata kaki ataukah daerah betis juga terpengaruh , apakah keluhan tersebut muncul terus menerus dan apa yang dapat meredakan gejala tersebut. Selain itu, seperti yang telah dibahas sebelumnya, kesrusakan saraf juga dapat menyebabkan hilangnya rasa getar dan arah gerakan.  Gejala yang sering timbul berupa sering terjatuh, terlepas sandal serta  lecet di kaki/telapak kaki  tanpa terasa.

Kerusakan saraf bisa terkadang tidak menunjukan gejala apapun, karena telapak kaki dan kaki terjadi kehilangan sensasi secara perlahan. Ini bisa jadi sangat berbahaya karena orang tersebut mungkin tidak sadar adanya lecet saat dia memakai sepatu dengan ukuran yang  tidak pas atau adanya sebuah batu atau sumber iritasi lain dlm sepatu.  

F.Perubahan pada kulit .
 Kulit kering berlebihan, kapalan,atau pecah pecah pada tumit, bisa mengindikasikan bahwa sirkulasi pada kulit bermasalah yang menimbulkan kelembaban kulit menurun. Perubahan pada kulit bisa mencakup sembuhnya luka atau terbentuknya luka baru, terbentuknya kapalan dan kulit yang pecah pecah diantara jari kaki.

G.Kelainan struktur .
Perubahan bentuk kaki serta sendi kaki bisa menjadi salah satu indikasi terjadinya komplikasi diabetes. Kerusakan saraf bisa mengarah ke kelainan sendi atau kelainan bentuk telapak kaki . Jari kaki bisa mempunyai bentuk seperti akan mencengkram lantai, bentuk telapak kaki dan tulang tulang pun lain bisa tampak berubah. Hancurnya tulang dan sendi disebut charcot arthropathy.

H.Mencegah masalah kaki pada diabetes
Mengontrol kadar gula darah dapat mengurangi kerusakan sel darah dan kerusakan saraf yang akhirnya akan mengarah ke komplikasi kaki diabetes. Saat kaki terluka,gula darah yang terkontrol bisa mengurangi resiko perlunya amputasi.

Perawatan kaki itu penting, sama pentingnya saat  pasien juga harus melakukan pengobatan lain dalam menangani diabetes.

I.Strategi berikutnya bisa mengurangi kemungkinan terbentuknya problem pada kaki diabetik

1. Berhenti merokok
Merokok bisa memperburuk masalah jantung dan peredaran darah dan pada akhirnya mengurangi sirkulasi darah ke kaki.

2. Hindari kegiatan yang bisa menambah beban pada  kaki
beberapa aktivitas meningkatkan resiko luka pada kaki,termasuk berjalan tanpa alas kaki, memakai bantalan pemanas atau botol air panas pada kaki dan melangkah ke dalam bath tub sebelum mengecek suhu airnya.

3. Berhati hatilah ketika memotong kuku kaki.
Sebelum memotong kiku, kaki direndam dalam air hangat dengan menggunakan sabun lembut (bukan antiseptik) agar kaki bersih, kuku menjadi lunak dan mudah dipotong. Untuk mengukur kehangatan air, gunakanalah siku, atau termometer khusus air atau mintalah bantuan orang lain untuk menilai kehangatan air. Guntinglah kuku kaki secara lurus dan rapihkan kuku untuk menghilangkan ujung yang runcing. Jangan pernah memotong kutikula. Jangan buka luka serpihan, kuku bagian dalam baru tumbuh atau mengikis kulit pada telapak kaki. Kunjungi layanan kesehatan atau podiatrist untuk prosedur pemotongan kuku yang sulit.

4. Cuci dan periksa telapak kaki setiap hari –
gunakan air hangat dan sabun yang lembut untuk membersihkan kaki. Jangan gunakan sabun antiseptik, karena dapat menyebabkan kekeringan pada kulit. Keringkan kaki dengan lembut dan oleskan krim pelembab atau losion di punggung kaki, telapak kaki, dan sepanjang tungkai , namun jangan gunakan pelembab di sela sela jari kaki.

5. Periksa keseluruhan permukaan kaki untuk melihat kulit yang pecah pecah, luka lecet/gores, bengkak atau kemerahan, termasuk area di sela jari kaki dimana mungkin terjadi luka yang tersembunyi. Gunakan kaca jika sulit untuk melihat semua bagian kaki atau minta bantuan pada anggota keluarga lain untuk melihat.

6. Pilihlah kaus kaki dan sepatu dengan baik - pilih kaus kaki dari bahan katun yang longgar tanpa ada keliman karet (loose fit) dan gantilah kaus kaki setiap hari. Pilihlah sepatu yang pas,  tapi tidak sempit dan lebar serta  di bagian depan (bagian toe box). Tanyakan tentang sepatu khusus kalau kaki memiliki kelainan atau luka,sepatu khusus diabetes untuk membantu mengurangi resiko terjadinya luka berulang di kaki. Alas kaki yang baik , akan membantu meringankan saat melangkah dan mengurangi tekanan pada telapak kaki. Tidak disarankan untuk menggunakan sandal jepit/thong, karena akan memaksa otot intrinsik kaki bekerja keras, padahal aliran darah ke kaki sudah berkurang. Disarankan pula untuk menggunakan alas kaki yang tertutup, untuk menghindari terjadinya luka karena gesekan pada suatu benda atau tertimpa benda lain, yang dapat menyebabkan luka namun tidak terasa karena sensasi yang sudah menurun di daerah kaki.

7. Minta pada dokter atau petugas kesehatan   untuk melakukan  pemeriksaan komplikasi pada kaki saat jadwal kontrol , dan hal ini harus jadi bagian rutin dari setiap kunjungan medis penderita diabetes, yang kadang terlupakan. Jangan ragu meminta pada dokter atau petugas kesehatan untuk melakukan  pemeriksaan kaki minimal setahun sekali dan lebih sering lagi jika ada perubahan atau luka pada kaki.

J.Perawatan masalah kaki dengan diabetes

Perawatan masalah kaki tergantung pada tingkat keparahan luka di kaki

Perawatan luka di permukaan/superfisial (termasuk permukaan kulit bagian atas) biasanya mencakup membersihkan luka dan menghilangkan kulit dan jaringan mati oleh dokter atau petugas kesehatan.

Jika kaki terinfeksi, antibiotik mungkin perlu diresepkan. Pasien atau keluarga pasien harus membersihkan luka dan mengaplikasikan perban bersih dua kali sehari. Pasien harus menghindari membebani kaki yang luka sedapat mungkin, yang berarti bahwa pasien  tidak boleh berjalan dengan menumpu penuh pada kaki yang terluka. Mungkin diperlukan tongkat atau alat bantu jalan lainnya, untuk membagi beban tubuh, agar tidak seluruhnya jatuh di kaki. Luka harus dicek oleh dokter atau petugas kesehatan minimal seminggu sekali untuk memastikan lukanya membaik.

Luka yang memburuk sering terjadi pada luka di daerah lapisan lebih dalam di kulit telapak kaki, dan seringkali melibatkan otot dan tulang, dan jenis luka seperti ini biasanya memerlukan perawatan di rumah sakit. Test laboratorium dan foto radiologi bisa dilakukan serta  pemberian antibiotik juga diperlukan untuk luka dalam. Pembedahan mungkin diperlukan untuk menghilangkan jaringan atau tulang yang terinfeksi . Pemaasangan gips di kaki juga mungkin akan diperlukan supaya luka tidak terkena tekanan.

Jika  bagian dari jari kaki atau kaki menjadi sangat parah, maka akan menyebabkan timbulnya jaringan mati (gangren), dan amputasi sebagian jari atau total seluruh bagian kaki mungkin dibutuhkan. Amputasi dilakukan  pada penderita diabetes yang lukanya tidak membaik dengan perawatan walaupun telah dilakukan perawatan menyeluruh atau jika gangren yang terbentuk mengancam nyawa.

Beberapa pasien dengan luka kaki yang parah dan penyakit sirkulasi darah yang buruk, mungkin membutuhkan prosedur untuk menormalkan aliran darah ke kaki. Prosedur tersebut dapat berupa pemasangan stent/ring pada pembuuh darah yang mengalirkan darah ke kaki. Dimana sebelum hal tersebut dilakukan, akan dilakukan tindakan penilaian aliran darah terlebih dahulu, bisa melalui USG ataupun angiografi.


Beberapa penelitian sedang dikembangkan dan dievaluasi untuk perawatan komplikasi kaki diabetes. Pilihan baru ini mencakup perban luka sintetik, menumbuhkan kulit di laboratorium, subtansi yang merangsang penyembuhan dan mendukung pertumbuhan sel untuk melawan infeksi, stimulasi listrik pada luka dan pemaparan luka dengan oksigen dengan tingkat yang tinggi (hyperbric oxygen).

Untuk orang dengan diabetes, komplikasi kaki adalah resiko yang selalu ada. Tetapi, harus dibuat rencana untuk menjaga kaki agar tetap sehat. Penting untuk mempelajari sebanyak mungkin tentang perawatan kaki diabetes dan berperan aktif dalam perawatan medis. Pemeriksaan rutin medis memainkan peranan penting, dan perawatan kaki harian juga memiliki peranan penting dalam mencegah komplikasi kaki sebelum terjadi. Konsultasikan kaki anda jika anda penderita diabetes mellitus pada dokter spesialis Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi.

REFERENSI
1. Mishra S C, Chhatbar K C, Kashikar A, Mehndiratta A. Diabetic foot . British Medical Journal. 2017; 359 :j5064 .
2. Pendsey SP. Understanding diabetic foot. Int J Diabetes Dev Ctries. 2010  Apr;30(2):75-9.
3. Dalla Paola L, Faglia E. Treatment of diabetic foot ulcer: an overview strategies for clinical approach. Curr Diabetes Rev. 2006 Nov;2(4):431-47.
4. Vuorisalo S, Venermo M, Lepäntalo M. Treatment of diabetic foot ulcers. J Cardiovasc Surg (Torino). 2009 Jun;50(3):275-91
5. Frykberg RG, Banks J. Management of Diabetic Foot Ulcers: A Review. Fed Pract. 2016 Feb;33(2):16-23.

Bagikan