Intervensi medik yang menyeluruh bagi penyandang disabilitas dan lansia (DILANS) adalah diantara perbincangan Presiden DILANS Indonesia, Farhan Helmy dan Dr. Muhammad Luthfi Dharmawan, Sp.K.F.R, Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi Indonesia (PERDOSRI) Jawa Barat. Selain kondisi fisik yang juga memerlukan pemeliharaan rutin, jaminan dari BPJS Kesehatan tidak sepenuhnya mencakup layanan yang dibutuhkan. Tantangan lainnya, literasi yang kurang masif pada warga DILANS seringkali menyebabkan keterlambatan dalam penanganan medik.
Perbincangan tindak lanjut ini bermula dari beberapa pertemuan Farhan dalam berbagai kesempatan diantaranya Bimbingan Teknis Rehabilitasi Bersumberdaya Masyarakat (RBM) yang difasilitasi oleh Dinas Sosial Kota Bandung dan juga kegiatan peringatan milad ke-4 Yayasan Anak Bunda Istimewa (ABI). Perbincangan terus bergulir membangun kolaborasi yang melembaga untuk meningkatkan layanan rehabilitasi medik yang dekat dengan konsentrasi warga DILANS yang memerlukan penanganan.
Selain literasi, banyak hal lainnya yang diperbincangkan. Sains dan pengembangan alat bantu yang terjangkau diantara yang serius diperbincangkan. Farhan menawarkan kawasan Sumur Bandung diantara area yang dapat dijadikan penelitian. Inisiatif Sumur Bandung Inclusive District Platform (#SBIDP) dimana DILANS Indonesia bersama 20 organisasi/komunitas lainnya ikut membidani bisa menjadi locus yang bisa menginspirasi untuk didalami. Lebih dari 4000 orang di kawasan ini warga DILANS, atau sekitar 10 persen keseluruhan warganya yang tersebar di empat kelurahan.
Ada sekitar 50 Dokter Spesialis di Kota Bandung saat ini, dari sekitar lebih dari 120 yang menjadi anggota PERDOSRI di Jawa Barat. Bagi warga DILANS Kota Bandung yang diperkirakan hampir mendekati 1 juta orang, jumlah ini masih jauh memadai.
Mudah-mudahan dalam tempo yang tidak terlampau lama kolaborasi ini dapat diwujudkan.
#jawabaratinklusif #bandunginkkusif #PERDOSRI4DILANS